Jumat, 15 Maret 2013

Upaya Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

Upaya Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
A.    Optimalisasi penerapan prinsip belajar
1.      Guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis agar belajar mnjadi bermakna jika siswa memahami tujuan belajar tersebut.
2.      Peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik agar
belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahana masalah yang menantangnya

3.      Guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang karena kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah.
4.      Guru perlu memberi tahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar agar siswa lebih bersemangat memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.

B.     Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
1.      Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya.
2.      Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
3.  Meminta kesempatan pada orang tua atau wali, agar memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
4.      Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
5.      Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar.
6.      Guru memberikan penguat agar siswa tetap percaya diri.


C.     Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa
1.  Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa
     yang tidak dimengerti.
2.  Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
3.  Guru memecahkan hal-hal yang sukar.
4.  Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik kebenaran                                     
     mengatasi kesukaran.
5.  Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
6. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya.
7. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya
    sendiri.
8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar siswa belajar secara                                             
    mandiri.


Ciri siswa bermotivasi tinggi menurut Sardiman (1996)
1.  Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan /tidak cepat putus asa.
3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.
4.  Lebih senang kerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6.  Dapat memperthanankan pendapatnya .
7.  Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.


Upaya meningkatkan motivasi belajar
1.      Bergaul dengan teman-teman yang senang belajar.
2.      Belajar dari Internet.
3.      Bergaul dengan teman-teman yang optimis dan selalu berpikir positif.
4.      Jangan pernah ada kata malas.
5.      Tetaplah bersemangat.
6.      Jangan pernah ada kata menyerah.

Pengertian Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dan menunjukkan sejauhmana alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya  diukur.
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.

Macam- macam Validitas
1. Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan kinerja.
2. Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
3. Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
4. Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
5. Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
6. Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
7. Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang.
8. Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi.
9. Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.

 Cara mengukur Validitas
Dikatakan memiliki validitas adalah bila instrumen atau alat ukur yang dibuat bisa dengan tepat mengukur objek yang akan diukur. Misalnya saja untuk mengukur, panjang dan lebar lapangan bola volley agar sama dengan luas standar lapangan internasional, maka sebaiknya kita menggunakan meteran. Karena meteran adalah merupakan alat ukur yang valid dan sudah memiliki validitas. Selain meteran, alat ukur untuk mengukur panjang dan lebar benda tidak lazim digunakan. Dalam teori ada bermacam-macam validitas.

Cara mengukur Reliabilitas
ü  Sifat Reliable (terandal) dalam sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten. Keterandalan merupakan rasio dari dua hal. Reliabilitas bisa dianggap sebagai proposi “kebenran” dari hasil pengukuran.
Misalnya saja dalam sebuah kesempatan kita ingin mengukur panjang dan lebar tiga (3) buah lapangan bola volley. Alat yang digunakan dalam pengukuran itu adalah meteran dan jangkauan langkah. Setelah dilakukan pengukuran, bisa dipastikan bahwa pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan meteran memperoleh hasil panjang dan lebar yang relatif sama terhadap ketiga lapangan bola volley itu. Sedangkan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan jangkauan langkah terhadap ketiga lapangan bola volley itu, menghasilkan satuan ukur, yakni panjang dan lebar yang berbeda.



PENILAIAN
ACUAN NORMATIF (PAN)
Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.

ACUAN PATOKAN (PAP)

Penilaian Acuan Patokan (PAP) didasarkan pada adanya tujuan instruksional yang dapat diukur.Tujuan inilah yang dipedomani untuk melaksanakan pembelajaran dan untuk mengembangkan (menulis) alat ukur. Dengan kata lain apa yang direncanakan, maka dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan diukur untuk menentukan apakah proses pembelajaran sudah mencapai tujuan.
Ciri- ciri seseorang bermotivasi tinggi
1.      Tidak mudah menyerah dan patah semangat akan suatu hal.
2.      Ulet dan tekun.
3.      Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain (lebih mandiri).
4.      Cepat dalam menyelesaikan masalah.
5.      Berani bersaing, dalam hal positif.
6.      Selalu berfikir positif akan suatu hal.
7.      Cepat bangkit dari keterpurukan.
8.      Lebih mandiri dan bertanggung jawab.
9.      Mengerjakan sesuatu penuh dengan kreativitas dan inovatif.
10.  Selalu memiliki tujuan untuk dicapai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar