A.
Optimalisasi
penerapan prinsip belajar
1. Guru harus
menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis agar belajar mnjadi bermakna jika
siswa memahami tujuan belajar tersebut.
2. Peletakan
urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik agar
belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahana masalah yang menantangnya
belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahana masalah yang menantangnya
3. Guru perlu
mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang karena kebutuhan
bahan belajar siswa semakin bertambah.
4. Guru perlu
memberi tahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar agar siswa lebih
bersemangat memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi
kehidupan dikemudian hari.
B.
Optimalisasi
unsur dinamis belajar dan pembelajaran
1. Pemberian
kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya.
2. Memelihara
minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
3. Meminta
kesempatan pada orang tua atau wali, agar memberi kesempatan kepada siswa untuk
beraktualisasi diri dalam belajar.
4.
Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong
belajar.
5.
Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana
gembira terpusat pada perilaku belajar.
6.
Guru memberikan penguat agar siswa tetap percaya diri.
C. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan
siswa
1. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa
1. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa
yang tidak dimengerti.
2. Guru
mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
3. Guru memecahkan hal-hal yang sukar.
4. Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik kebenaran
mengatasi kesukaran.
3. Guru memecahkan hal-hal yang sukar.
4. Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik kebenaran
mengatasi kesukaran.
5. Guru
mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
6. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya.
7. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya
6. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya.
7. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya
sendiri.
8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar siswa belajar secara
mandiri.
8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar siswa belajar secara
mandiri.
Ciri
siswa bermotivasi tinggi menurut Sardiman (1996)
1. Tekun menghadapi
tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan /tidak cepat putus
asa.
3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi sebaik mungkin.
4. Lebih
senang kerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6. Dapat
memperthanankan pendapatnya .
7. Tidak
mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.
Upaya
meningkatkan motivasi belajar
1. Bergaul
dengan teman-teman yang senang belajar.
2. Belajar
dari Internet.
3. Bergaul
dengan teman-teman yang optimis dan selalu berpikir positif.
4. Jangan
pernah ada kata malas.
5. Tetaplah
bersemangat.
6. Jangan
pernah ada kata menyerah.
Pengertian
Validitas dan Reliabilitas
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen dan menunjukkan sejauhmana alat ukur yang digunakan benar-benar
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Reliabilitas
adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki
konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan
secara berulang.
Macam- macam Validitas
1. Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan
dengan hubungan antara skor dengan kinerja.
2. Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis
apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu
konstruk tertentu dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
3. Face
Validity adalah validitas
yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa
yang seharusnya hendak diukur.
4. Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah
korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang yang bersamaan dalam suatu
kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana validitas ini diperoleh
dengan menggunakan teknik analisis faktor.
5. Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan
dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah
ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh
pengukuran.
6. Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan
dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan
objektif untuk mendukung bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur.
7. Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan
dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja seseorang di masa
mendatang.
8. Content Validity adalah validitas yang berkenaan
dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi.
9. Curricular Validity adalah
validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari pengukuran dan menilai
seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur
aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.
Cara mengukur Validitas
Dikatakan
memiliki validitas adalah bila instrumen atau alat ukur yang dibuat bisa dengan
tepat mengukur objek yang akan diukur. Misalnya saja untuk mengukur, panjang
dan lebar lapangan bola volley agar sama dengan luas standar lapangan
internasional, maka sebaiknya kita menggunakan meteran. Karena meteran adalah
merupakan alat ukur yang valid dan sudah memiliki validitas. Selain meteran,
alat ukur untuk mengukur panjang dan lebar benda tidak lazim digunakan. Dalam
teori ada bermacam-macam validitas.
Cara
mengukur Reliabilitas
ü Sifat
Reliable (terandal) dalam sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur
tersebut memberikan hasil yang konsisten. Keterandalan merupakan rasio dari dua
hal. Reliabilitas bisa dianggap sebagai proposi “kebenran” dari hasil
pengukuran.
Misalnya
saja dalam sebuah kesempatan kita ingin mengukur panjang dan lebar tiga (3)
buah lapangan bola volley. Alat yang digunakan dalam pengukuran itu adalah
meteran dan jangkauan langkah. Setelah dilakukan pengukuran, bisa dipastikan
bahwa pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan meteran memperoleh hasil
panjang dan lebar yang relatif sama terhadap ketiga lapangan bola volley itu.
Sedangkan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan jangkauan langkah
terhadap ketiga lapangan bola volley itu, menghasilkan satuan ukur, yakni
panjang dan lebar yang berbeda.
PENILAIAN
ACUAN NORMATIF (PAN)
Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
ACUAN PATOKAN (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) didasarkan pada adanya tujuan instruksional yang dapat diukur.Tujuan inilah yang dipedomani untuk melaksanakan pembelajaran dan untuk mengembangkan (menulis) alat ukur. Dengan kata lain apa yang direncanakan, maka dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan diukur untuk menentukan apakah proses pembelajaran sudah mencapai tujuan.
ACUAN NORMATIF (PAN)
Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
ACUAN PATOKAN (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) didasarkan pada adanya tujuan instruksional yang dapat diukur.Tujuan inilah yang dipedomani untuk melaksanakan pembelajaran dan untuk mengembangkan (menulis) alat ukur. Dengan kata lain apa yang direncanakan, maka dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan diukur untuk menentukan apakah proses pembelajaran sudah mencapai tujuan.
Ciri-
ciri seseorang bermotivasi tinggi
1.
Tidak mudah menyerah dan patah semangat akan
suatu hal.
2.
Ulet dan tekun.
3.
Lebih suka bekerja sendiri dan tidak
bergantung pada orang lain (lebih mandiri).
4.
Cepat dalam menyelesaikan masalah.
5.
Berani bersaing, dalam hal positif.
6.
Selalu berfikir positif akan suatu hal.
7.
Cepat bangkit dari keterpurukan.
8.
Lebih mandiri dan bertanggung jawab.
9.
Mengerjakan sesuatu penuh dengan
kreativitas dan inovatif.
10.
Selalu memiliki tujuan untuk dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar